Tuesday 17 February 2015




PUNAHNYA SEORANG PENYAIR

Aku pencolek syair
berlari mengejar dedaun mimpi
tinggi memuncak gunung
terbang bersama camar camar
di angin yang menderu
bergoncang mentari di langit biru

Lalu ku layar inspirasi
dihujung rumput
ku tadah rindu
bersama bunganya mewangi kasih
dalam sepi teras nadi

Namun segalanya
teras terpadah di dahan nadi
hancur di mimpi puisi puisi kosong
remuk terobek jauh terlontar

tiada erti apa apa
terbiar dari kejauhan
bersama ilham yang terkontang
di sini tiada tempat dan bukan tempat
untuk penyair ini
jilid jilid puisinya punah ranah

No comments:

Post a Comment